Minggu, 15 Januari 2017

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Implementasi Kebijakan || Tugas Kuliah Studi Implementasi


1.        Cari satu contoh untuk masing – masing tipe kebijakan menurut Randal P. Ripley dan menurut George Edwards III dan berikan alasan mengapa kebijakan tersebut bisa lebih sulit diimplementasikan dibanding tipe lainnya.
Tipe Kebijakan menurut Randal P. Riley dengan melihat tipe Redistributive Policy (Kebijakan Pendistribusian ulang). Tipe kebijakan ini merupakan kebijakan dan program yang diasumsikan dapat menghasilkan “perkembangan” kesejahteraan, kepemilikan, hak, dan nilai–nilai lain di antara kelas–kelas social (ataupun kelompok etnis/ suku). Dengan kata lain tujuan kebijakan dan program ini adalah untuk mendistribusikan kembali nilai – nilai yang lebih dari satu kelompok masyarakat pada kelompok masyarakat yang kekurangan.
Contohya adalah pengenaan pajak secara progresif kepada sejumlah kategori wajib pajak untuk memberikan manfaat kepada orang lain melalui berbagai program pemerintah. Undang-undang pajak pendapatan yang dipungut kemudian digunakan untuk membiayai pelayanan atau jaminan sosial seperti beasiswa. Kebijakan ini sulit diimplementasikan karena terdapat sebuah bentuk paksaan secara langsung kepada warga negara meskipun pelaksanaannya melalui lingkungan. Kemudian kebijakan ini mengundang banyak pertanyaan berkaitan dengan kejelasan dari pemungutan pajak yang pengalokasiannya tidak secara langsung, sehingga menimbulkan banyak protes. Selain itu juga terdapat kebijakan tentang tarif dasar listrik  yang masyarakat diharuskan membayar tarif listrik sesuai dengan ketentuan di dalam Peraturan Daerah. Hal tersebut dapat menimbulkan konflik di masyarakat karena pada umumnya jumlah penggunaan listrik cenderung berbeda dari tiap masyarakat.
Tipe kebijakan menurut George Edwards III dengan memilih tipe controvercial policies merupakan kebijakan yang mengandung  reaksi – reaksi dan penafsiran – penafsiran yang saling bertentangan secara tajam. Contohnya adalah kebijakan yang dikeluarkan oleh Ahok yaitu tentang larangan penyelenggaraan reklame rokok dan produk tembakau pada media luar ruang. Kebijakan tersebut banyak menemui kesulitan dalam proses implementasinya karena terdapat beberapa pihak yang merasa dirugikan sehingga mereka berlomba-lomba untuk berusaha menggagalkan kebijakan dari Gubernur DKI Jakarta tersebut.
2.      Pilih sebuah kebijakan yang anda minati, tentukan tipe kebijakan tersebut, kemungkinan-kemungkinan pengaruhnya terhadap struktur implementasi beserta alasan logisnya.
-          Kebijakan tentang kebijakan retribusi kebersihan di Kota Baubau
-          Tipe kebijakan tersebut adalah redistributif, karena bersifat mewajibkan kepada warga negara tetapi penerapannya melalui lingkungan. Hasil penerapan kebijakan tersebut akan digunakan untuk membiayai fasilitas umum yang intinya dikembalikan lagi kepada masyarakat melalui bentuk layanan.
-          Kemungkinan pengaruhnya terhadap struktur implementasinya adalah tipe kebijakan tersebut termasuk ke dalam tipe kebijakan redistributif karena lebih bersifat mewajibkan atau “memaksa”. Dalam implementasinya, kebijakan tersebut mewajibkan kepada seluruh masyarakat Kota Baubau untuk membayar retribusi kebersihan. Sifat yang memaksa ini sangat berpengaruh terhadap minat dari masyarakat untuk membayar retribusi kebersihan. Sehingga perlu adanya pemahaman terlebih dahulu untuk para pelaksana kebijakan ini. Sebelum kebijakan retribusi ini dilakukan hendaknya perlu diadakan pelatihan, sosialisasi, dan workshop mengenai kebijakan ini agar implementasi dapat berjalan dengan lancar sehingga tujuan kebijakan dapat terpenuhi. Oleh karena itu menurut saya pemahaman masyarakat akan kebijakan ini harus ditekankan karena hal tersebut akan berdampak pada minat masyarakat untuk membayar retribusi.
3.      Dari kasus Kebijakan yang sama, tentukan aktor – aktor inside government dan outside government yang terlibat dalam keseluruhan proses implementasi tersebut, beserta pola hubungan kerja antar mereka.
-          Aktor inside government
a.       Pemerintah Kota Baubau
b.      Dinas Pendapatan Daerah Kota Baubau
c.       Dinas Kebersihan Kota Baubau
d.      TPA
e.       PLN yang membantu penarikan tarif retribusi
f.        Petugas penarik retribusi (petugas pasar Wameo, pasar Laelangi, dan pasar Buah dan Jembatan Batu)
-          Aktor outside government
a.       Media massa
b.      Masyarakat
c.       Koperasi Kodim
d.      KUD Ampera
e.       Bank BNI
-          Pola hubungan kerja
Pola hubungan kerja yang terjadi dalam implementasi kebijakan retribusi kebersihan ini adalah terjadi komunikasi yang baik antara keduanya. Implementasi ini melibatkan berbagai unsur makro seperti pemerintah, perusahaan dan masyarakat yang masing-masing memiliki sub elemen tersendiri dalam pelaksanaannya. Agar terdapat sinkronisasi diperlukan komunikasi serta koordinasi yang baik secara internal maupun eksternal. Hubungan yang terlihat adalah cenderung bersifat vertikal karena merupakan hubungan yang terjadi antara pemerintah (inside government) dengan masyarakat (outside government).
4.      Dari kebijakan yang anda pilih tersebut, tentukan factor lingkungan apa saja yang berpengaruh terhadap proses implementasi, beserta alasan logisnya.
a.       Faktor Komunikasi
Komunikasi diperlukan untuk menjamin sekaligus menjabarkan pelaksanaan kebijakan ke dalam praktek sehingga antara aktor pelaksana dari level atas sampai para pelaksana di lapangan termasuk masyarakat dapat memahami substansi kebijakan sehingga akan mudah dalam proses implementasinya. Adanya komunikasi yang efektif diharapkan akan menjamin implementasi kebijakan yang efektif pula.
b.      Dukungan sumber daya
Sumber daya yang digunakan haruslah sesuai dengan tugas yang telah diberikan oleh Dinas. Sehingga implementasi akan dapat dilakukan dengan baik. Sumber daya yang harus dimaksimalkan bukan hanya SDM tetapi juga sumber daya finansial. Hal ini dibutuhkan agar alokasi anggaran untuk menjalankan pengelolaan sampah dapat dilakukan dengan baik.
c.       Sikap dan disposisi aparat
Dalam hal ini Dinas Kebersihan mempunyai tugas untuk memberikan pelayanan dengan baik kepada masyarakat. sikap aparatur birokrasi dalam proses pelayanan harus dilakukan secara maksimal agar dapat mewujudkan pemahaman masyarakat mengenai kebersihan kota yang sangat penting.
d.      Struktur birokrasi
Struktur birokrasi terkait dengan rentang kendali dalam manajemen serta proses koordinasi dalam pelaksanaan kegiatan dalam organisasi yang dapat menentukan keberhasilan pencapaian tujuan organisasi. Struktur yang terlalu besar dengan hirarkis yang banyak menjadi salah satu penyebab lambannya proses pelaksanaan tugas-tugas dalam organisasi karena banyak pos meja dan bagian yang harus dilewati. Sebaliknya, struktur yang sederhana memungkinkan  adanya percepatan dalam pelaksanaan ekerjaan. Hanya saja struktur yang sederhana dengan beban kerja yang besar memungkinkan terjadinya tumpang tindih dalam pekerjaan.
e.       Dukungan masyarakat
Di dalam menggali potensi-potensi sumber pendapatan daerah dalam retribusi kebersihan yang dimaksud dan memiliki tujuan untuk membantu pemerintah dalam hal pembiayaan operasional/pengelolaan kebersihan yang harus ditangani secara optimal sehingga tidak menimbulkan masalah pada tuntutan perkembangan kota dan upaya peningkatan PAD sehingga dukungan dan partisipasi dari masyarakat sangat diharapkan.
5.      Selanjutnya diskusikan bagaimana kemungkinan pengimplementasiannya. Faktor-faktor apa yang dapat menjadi penghambat dan pendukung dalam keberhasilan implementasinya.
a.       Faktor pendukung
-          Political will yang tinggi. Yaitu kemauan politik dalam bentuk komitmen pimpinan daerah mengenai pengelolaan sampah menjadi kunci utama untuk mewujudkan pelaksanaan kebijakan retribusi kebersihan.
-          Kewenangan dalam pemilihan dan perumusan kebijakan pengelolaan persampahan. Yaitu adanya kewenangan yang otonom sesuai dengan amanat otonomi daerah menjadi sebuah kekuatan yang dapat mendorong pelaksanaan kebijakan retribusi kebersihan.
-          Faktor dukungan sumber daya. Yaitu para pelaksana di pemerintahan, memilik kesempatan luas untuk menyusun perencanaan yang baik untuk memastikan bahwa peningkatan sumber daya finansial, SDM, maupun tambahan jumlah peralatan adalah sesuatu yang urgen.
-          Keorganisasian (UPTD) yang sudah terbentuk, dan jaringan kerja (koordinasi) yang sudah terbangun antara dinas pendapatan dan instansi lain yang telah membangun kerjasama dalam penarikan iuran pembayaran retribusi kebersihan kepada masyarakat.
-          Kesadaran masyarakat dalam mendukung pelaksanaan kebijakan ini sudah mulai tumbuh. Masyarakat sudah sadar membayar iuran kebersihan selain itu, faktor dukungan teknologi informasi juga sudah mendukung para pelaksana melakukan sosialisasi kebijakan kepada semua elemen masyarakat agar mudah dipahami.
b.      Faktor penghambat
-          Kualitas sumber daya manusia relatif rendah, baik pendidikan maupun komitmen dan keuletan dalam menjalankan tugas sebagai petugas.
-          Sistem akuntansi pengelolaan penerimaan masih relatif rendah dan ini perlu pembenahan agar pengelolaan sumber penerimaan retribusi kebersihan dapat dilakukan secara akuntabel dan transparan serta diperoleh hasil yang efektif.
-          Ketersediaan sarana dan kuantitas sarana prasarana baik secara kualitas maupun kuantitas belum memadai. Sarana dan prasarana yang tersedia masih kurang layak dan bahkan banyak yang rusak.
-          Upah petugas lapangan yang relatif masih sangat rendah mengakibatkan para petugas ogah-ogahan menjalankan tugas melakukan pengangkutan sampah. Selain itu, upah untuk pemungut retribusi juga sangat rendah sehingga mengecilkan minat dari para petugas pemungut retribusi.

-          Meningkatkanya tuntutan masyarakat akan perbaikan pelayanan kebersihan. Jika tuntutan publik tidak dipenuhi terutama mengenai perbaikan layanan kebersihan dan penanganan sampah, maka akan membuat masyarakat apatis dan tidak mau lagi membayar retribusi kebersihan di Kota Baubau.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar