Minggu, 15 Januari 2017

PERANAN AGROINDUSTRI || Materi Kuliah Ekonomi Pembangunan

A.             PERANAN AGROINDUSTRI
Telah banyak kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Secara teoritik, Tingkat pertumbuhan ini diperlukanuntuk menurunkan angka pengangguran dan tingkat kemiskinan. Laju pertumbuhan ekonomiyang kita alami selama tahun-tahun terkahir, ternyata lebih banyak didominasi pertumbuhankonsumsi yang sangat berfluktuasi. Sedangkan pertumbuhan dengan meningkatkan investasimengalami hambatan karena iklim investasi yang belum membaik. Keadaan ini diperburuk oleh adanya krisis, baik krisis moneter maupun krisis global, serta kondisi infrastruktur yangkurang memadai untuk menopang kebutuhan minimal pertumbuhan ekonomi yang kita butuhkan.Untuk itu agroindustri dapat menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dan mengurangi pengangguran.
Agroindustri berasal dari dua kata,yaitu agricultural dan industry yang berarti suatu industri yang menggunakan hasil pertaniansebagai bahan baku utamanya atau suatu industri yang menghasilkan suatu produk yangdigunakan sebagai sarana atau input dalam usaha pertanian.Soekartawi (2001) menyatakan, agroindustri dapat diartikan dua hal, yaitu:1.
Agroindustri adalah industri yang berbahan baku utama dari produk pertanian dengan pada manajemen pengolahan makanan dalam suatu perusahaan produk olahan dimanaminimal 20% dari jumlah bahan baku yang digunakan adalah pertanian.2.
Agroindustri adalah suatu tahapan pembangunan sebagai kelanjutan dari pembangunan pertanian tetapi sebelum tahapan pembangunan industri.Agroindustri memiliki peranan strategis dalam upaya pemenuhan bahan kebutuhan pokok, perluasan kesempatan kerja dan berusaha, pemberdayaan produksi dalam negeri, perolehan devisa, pengembangan sektor ekonomi lainnya, serta perbaikan perekonomian di pedesaan. Hal ini disebabkan oleh karakteristik dari industry ini yang memiliki kaunggulankomparatif berupa penggunaan bahan baku yang berasal dari sumberdaya alam yang tersediadi dalam negeri (Direktorat Jenderal IKAH,2004).
Ada dua alasan utama kenapa agroindustri ini penting, yakni:
1.       Agroindustri mampu mentransformasikan keunggulan komparatif menjadi keunggulan bersaing (kompetitif), yang pada akhirnya akan memperkuat daya saing produk agribisnis Indonesia. Sebab, jika hanya mengandalkan komoditas primer, kita akan senantiasa berperan sebagai penerima harga (price taker) khususnya dalam pasar internasional.
2.       Agroindustri mampu menciptakan dan menahan nilai tambah sebesar mungkin di dalamnegeri, serta mendiversifikasi produk dengan mengakomodir preferensi konsumen baik yang berkembang di dalam negeri maupun di pasar internasional. Karena itu, pengembangan agribisnis perlu diarahkan pada pendalaman struktur agroindustri yanglebih ke hilir yang mengolah hasil pertanian menjadi produk olahan, baik berupa produk antara (intermediate product), produk semi-akhir (semi-finished product), maupun produk akhir (final product) (Saragih, 2003).Peran agroindustri sebagai suatu kegiatan ekonomi yang diharapkan mampumenciptakan lapangan pekerjaan masih sangat relevan dengan permasalahan ketenagakerjaansaat ini, terutama beban sektor pertanian yang menyerap sekitar 46 persen dari total angkatankerja dan adanya indikasi tingkat pengangguran terbuka dan terselubung semakin meningkat(Rusastra et al.,2005). Peranan agroindustri bagi Indonesia yang saat ini sedang menghadapimasalah pertanian (Simatupang dan Purwoto, 1990) antara lain adalah:
a.       menciptakan nilai tambah hasil pertanian didalam negeri. 
b.       menciptakan lapangan pekerjaan, khususnya dapat menarik tenaga kerja dari sektor  pertanian ke sektor industri hasil pertanian (agroindustri).
c.       meningkatkan penerimaan devisa melalui peningkatan ekspor hasil agroindustri.
d.       memperbaiki pembagian pendapatan.
e.       menarik pembangunan sektor pertanian.

B.PANDANGAN TERHADAP AGROINDUSTRI INDONESIA
Agroindustri merupakan salah satu subsistem yang melengkapi rangkaian sistemagribisnis, subsistem ini berfokus pada kegiatan berbasis pengolahan sumberdaya hasil pertanian dan peningkatan nilai tambah. Agroindustri memiliki peranan yang penting terkaitupaya pemenuhan kebutuhan pokok, penyerapan tenaga kerja, perolehan devisa, serta peningkatan perekonomian masyarakat di pedesaan. Kemudian, agroindustri diharapkanmenjadi magnet bagi pembangunan pertanian Indonesia dengan membuka pasar yang baruterkait hasil pengolahan produk pertanian karena hasil turunan produk pertanian yang dapatmenjadi beragam kegunaan sesuai dengan kebutuhan yang ada.
Adapun agroindustri yangideal adalah subsistem yang dibangun dari wilayah pedesaaan sebagai basis utama pengembangan, karena aksesibilitas yang baik terhadap bahan baku pertanian, pemenuhanmasyarakat pedesaan terhadap hasil produk agroindustri yang relatif potensial danmenciptakan integrasi sistem agribisnis, dimana subsistemon farm,agroindustri dan pemasaran menjadi satu dalam wilayah pedesaan.Dibalik keunggulan dan idealnya agroindustri dalam pemahaman teoritis, agroindustriyang ada di Indonesia dapat dikatakan belum berhasil berjalan sesuai harapan masyarakatIndonesia yaitu dengan fakta bahwa Indonesia memiliki banyak potensi pertanian yang secaralogika dapat dengan baik subsistem tersebut berjalan karena melimpahnya bahan bakuindustri tersebut. Fakta berikutnya adalah apabila dibandingkan negara tetangga sepertimalaysia ataupun vietnam, agroindustri masih belum dapat leading di regional ASEAN padahal negara-negara tersebut dahulunya belajarpertanian di Indonesia. Dilihat dari fakta bahwa agroindustri Indonesia belum berjalan dengan baik, terbentuk opini bahwa masalahagroindustri di Indonesia cukup kompleks.
Adapun masalah-masalah yang dihadapi pengembangan agroindustri Indonesia yaitu:
Pertama, adanya keterbatasan bahan baku yang memiliki kualitas yang sesuai dengankebutuhan kegiatan agroindustri. Adapun faktanya adalah bahan baku untuk kegiatanagroindustri yang memiliki kriteria yang runut dan kualitas yang tinggi ini, akan tetapi petaniIndonesia belum mampu memenuhi kriteria tersebut disebabkan masih sulitnya pendanaandan teknologi usahatani yang sesuai requirement bahan baku industri.
Kedua, yaitu kapabilitas sumberdaya manusia yang belum baik terkait kemampuanmenggunakan teknologi agroindustri. Masalah tersebut berdampak kepada efisiensi industrimenjadi lebih rendah dari negara pesaing. Adapun penyebab masalah tersebut adalahlemahnya pemberdayaan sumberdaya manusia berbasis riset dan sosialisasi hasil risettersebut yang belum optimal terhadap masyarakat pertanian.
Ketiga, investasi agroindustri yang belum populer akibat iklim investasi, kepastian hukumdan politik, dan insentif yang diberikan kepada investor yang akan berkecimpung di sektor agroindustri. Adapun salah satu contoh yaitu kebijakan agroindustri yang ditetapkan pemerintah kerap tumpang tindih dan saling melakukan kanibalisme, sehingga investor dan pengusaha yang ingin berkontribusi di sektor agroindustri menjadi takut untuk melakukan pengembangan agroindustri di Indonesia.
Keempat, adalah adanya penerapan suku bunga kredit usaha yang sama ditetapkan antarasektor agribisnis dan non agribisnis. Adapun sektor agirbisnis memiliki karakteristik yanglebih berisiko dari sektor non agribisnis sehingga penetapan suku bunga pinjaman usaha yangdisama ratakan adalah tindakan yang kurang proposional.
Kelima, dalam pengembangan agroindustri di Indonesia adalah rendahnya peningkatankualitas dan mutu riset dari kalangan akademisi terkait pembaharuan teknologi di sektor agroindustri, sehingga Indonesia masih tergantung kepada tren teknologi yang ada di duniatanpa melakukan inovasi guna memunculkan kekuatan diferensiasi produk dan teknologiagroindustri Indonesia.

Keenam, yaitu ketersediaan saran dan prasarana yang mendukung pengembanganagroindustri di Indonesia masih belum berjalan sesuai harapan yang diinginkan investor dan pengusaha. Hal ini berkaitan erat dengan biaya yang harus dikeluarkan pengusaha untuk mendapatkan bahan baku industri dan mendistribusikan produk hasil pengolahannya.Keenam masalah tersebut merupakan sebagian kecil masalah yang didapat untuk mengurai penyebab lambatnya pengembangan agroindustri di Indonesia. Adapun solusi yang dapatdiberikan adalah pemerintah harus dapat merencanakan arahan yang jelas terkait sektor agroindustri Indonesia dan dapat merangkul stakeholder terkait pengembangan agroindustriagar mendapatkan keselarasan antara tren yang berlaku, kebijakan yang ditetapkan, dankeinginan para investor serta pengusaha yang akan terjun di sektor agroindustri.Implikasinya, pengembangan agroindustri harus lebih ditingkatkan. Ke depan pengembangan agroindustri diarahkan untuk mengatasi permasalahan pengangguran untuk menyerap kelebihan tenaga kerja sektor pertanian dan pengentasan kemiskinan. Dengandemikian, agroindustri yang harus dikembangkan adalah agroindustri skala kecil atau rumahtangga yang harus ditopang oleh agroindustri berskala besar dengan bentuk kemitraan. Untuk itu diperlukan komitmen pemerintah yang kuat dalam bentuk kebijakan-kebijakan politik yang mendukung iklim usaha yang baik, dan perbaikan sarana dan prasarana khususnyainfrastruktur, serta penelitian dan pengembangan teknologi-teknologi baru dalam hal prosesagroindustri.Pada intinya perlu adanya perbaikan kebijakan yang komprehensif dari penyediaan bahan baku sampai pemasaran produk pertanian, serta dukungan pengembangan SDM yang berkualitas, teknologi, sarana dan prasarana khususnya infrastruktur, dan jalinan kemitraanyang kuat antara agroindustri skala besar/sedang dengan agroindustri skala kecil/rumah tangga. Kebijakan ini sangat penting untuk segera dilakukan agar agroindustri kita bisa berkembang dan menjadi sektor penggerak dan solusi bagi masalah-masalah perekonomianyang sekarang dialami oleh Indonesia seperti pengentasan pengangguran dan kemiskinan didaerah pedesaan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar